SOFTSKILL ILMU BUDAYA DASAR
Disusun Oleh :
Nama :
Nola Aditya
NPM :
17219284
Kelas
: 1EA19
PROGRAM SARJANA EKONOMI – MANAGEMENT
2019
A.
Manusia
Manusia dan
kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan
ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan
mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari
kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh
Yang Maha Kuasa.
Namun siapakah
manusia itu sebenarnya? Manusia di dunia ini memegang peranan yang unik dan
dapat di pandang dalam beberapa segi. Misalnya, manusia di pandang sebagai
kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan system
(ilmu kimia). Manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam golongan
mamalia (ilmu biologi). Manusia sebagai makhluk social yang tidak dapat berdiri
sendiri (ilmu sosiologi) dan lain sebagainya.
Dari beberapa
definisi di atas, tentu membuat kita sulit untuk menjawab pertanyaan tentang
manusia, oleh karena itu kita akan menerangkan siapa itu manusia berdasarkan
unsur-unsur yang membangunnya. Ada dua macam pandangan yang akan menjadi acuan
untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia.
a)
Manusia
terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
1. Jasad : badan kasar manusia yang
dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan menempati ruang dan waktu.
2. Hayat : mengandung unsur hidup, yang di
tandai dengan gerak.
3. Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan,
daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan
mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
4. Nafs : dalam pengertian diri atau
keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.( Asy’arie, 1992 hal: 62-84).
1. Id, merupakan struktur
kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak. Id merupakan energi
psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang secara instingtual
menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh kesenangan
yang harus di penuhi,baik secara langsung melalui pengalaman seksual atau tidak
langsung melalui mimpi atau khayalan.
2. Ego, sering disebut “eksekutif” karena
peranannya dalam menghubungkan kepuasan Id dengan saluran sosial agar dapat di
terima oleh masyarakat. Ego diatur oleh prinsip realitas dan mulai berkembang
pada anak antara usia satu dan dua tahun.
3. Super ego, merupakan struktur
kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada usia lima tahun. Super ego
menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol diri
melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi. (freud, dalam Brennan,
1991; hal 205-206).
Hakekat Manusia
Hakikat Manusia
adalah makhluk yang kuat, ada juga yang menyebut hakikat manusia adalah makhluk
yang sempurna , ada juga yang menyebutnya makhluk paling cerdas dari
semua itu menunjukan bahwa hakikat manusia adalah mahkluk yang positif. Manusia
dengan segala sifat dan karakternya, diciptakan dengan sebegitu sempurnanya.
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
1. Makhluk yang memiliki tenaga
dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional
yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
3. Yang mampu mengarahkan dirinya ke
tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan
nasibnya.
4. Makhluk yang dalam proses menjadi
berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
5. Individu yang dalam hidupnya
selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri,
membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
6. Suatu keberadaan yang berpotensi yang
perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
7. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah
makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
8. Individu yang sangat dipengaruhi oleh
lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai
dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
Hakikat manusia sebagai mahluk yang kuat tentu karena
manusia dicipta dengan diberikan akal. Dengan akalnya manusia bisa
mengalahkan terbangnya burung yang terbang ke angkasa, dengan akalnya manusia
bisa berenang di dasar laut seperti ikan. Dibanding makhluk lainnya manusai
mempunyai kelebihan-kelebihan yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang
bagaimanapun, baik didarat, dilaut, maupun diudara.
Sedangkan binatang bergerak diruang yang terbatas. Walaupun ada binatang
yang bergerak didarat dan dilaut, namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan
tidak bisa melampaui manusia.
Kepribadian Bangsa
Timur
Kepribadian Bangsa Timur merupakan suatu karakter yang
mencerminkan masyarakat yang menganut budaya dari Timur (Asia &
Timur-Tengah), yang menunjukkan ke-khasan dan pola pikir dan kebiasaan yang
terdapat di daerah Timur. Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan
kepribadian yang mempunyai sifat teposeliro atau memiliki
sifat toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif
dalam mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di negara Korea, dalam berdemokrasi
mereka duduk sambil memegang poster protes dan di negara Thailand, mereka
berdemokrasi dengan tertib dan damai.
Kepribadian bangsa
timur juga identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan dalam bergaul
maupun dalam berpakaian. Terdapat ciri khas dalam berbagai negara yang
mencerminkan negara tersebut memiliki suatu kepribadian yang unik. Misalnya
masyarakat Indonesia khususnya daerah Jawa. Sebagian besar mereka bertutur kata
dengan lembut dan sopan. Dan terdapat beberapa aturan atau larangan yang tidak
boleh dilakukan menurut versi orang dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu
suatu nasihat yang membangun. Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal
tersebut merupakan ciri khas kepribadian yang unik.
Bangsa timur juga
memiliki kebudayaan yang masih kental dari negara atau daerah masing-masing.
Masih ada adat-adat atau upacara tertentu yang masih dilaksanakan oleh bangsa
timur. Misalnya bangsa Indonesia masih banyak yang melaksanakan upacara-upacara
adat dan tarian khas dari masing-masing daerah. Contohnya daerah Bali yang
masih melaksanakan tarian khas daerahnya yaitu tarian pendet, kecak, tarian
barong.
B. Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa Sansekerta
yang berarti akal, kemudian menjadi kata budhi (tunggal)
atau budhaya (majemuk), sehingga kebudayaan diartikan sebagai
hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa
kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan
unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar
sebagai unsure jasmani sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal
dan ikhtiar manusia.
Kebudayaan,
cultuur (bahasa belanda), culture (bahasa inggris), tsaqafah (bahasa arab),
berasal dari perkataan latin “colere” yang artinya mengolah,
mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau
bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan
aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam”.
Dalam disiplin ilmu
antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu diartikan sama (Koentjaraningrat,
1980:195). Namun dalam IBD dibedakan antara budaya dan kebudayaan, karena IBD
berbicara tentang dunia idea tau nilai, bukan hasil fisiknya. Secara sederhana
pengertian kebudayaan dan budaya dalam IBD mengacu pada pengertian sebagai
berikut :
1. Kebudayaan dalam arti luas,
adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
2. Kebudayaan dalam arti sempit dapat
disebut dengan istilah budaya atau sering disebut kultur yang mengandung
pengertian keseluruhan sistem gagasan dan tindakan.
Kebudayaan menurut Ki
Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia
terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang
merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan
kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
Sedangkan
Koentjaraningrat. Mengatakan bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan
karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari
hasil budi pekertinya.
Unsur-unsur Kebudayaan
Menurut Kluckhohn ada
tujuh unsur dalam kebudayaan universal, yaitu system religi dan upacara
keagamaan, system organisasi kemasyarakatan, system pengetahuan, system mata
pencaharian hidup, system tekhnologi dan peralatan, bahasa, serta kesenian.
Untuk lebih jelas, masing-masing diberi uraian sebagai berikut.
1)
Sistem
religi dan upacara keagamaan,
merupakan produk manusia sebagai homo religious. Manusia yang memiliki
kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya
terdapat kekuatan lain yang Mahabesar yang dapat “menghitam-putihkan”
kehidupannya. Oleh karena itu, manusia takut sehingga menyembah-Nya dan
lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama. Untuk membujuk kekuatan besar
tersebut agar mau menuruti kamauan manusia, dilakukan usaha yang diwujudkan
dalam system religi dan upacara keagamaan.
2)
Sistem
organisasi kemasyarakatan,
merupakan produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya
lemah. Namun, dengan akalnya manusia membentuk kekuatan dengan cara menyusun
organisasi kemasyarakatan yang merupakan tempat bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama, yaitu meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3)
Sistem
pengetahuan, merupakan produk
dari manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran
sendiri, disamping itu dapat juga dari pemikiran orang lain. Kemampuan manusia
untuk mengingat apa yang telah diketahui, kemudian menyampaikannya kepada orang
lain melalui bahasa menyebabkan pengetahuan ini menyebar luas.
4)
Sistem
mata pencaharian hidup,
yang merupakan produk dari manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat
kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
5)
Sistem
teknologi dan peralatan,
merupakan produksi dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya
yang cerdas serta dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan
erat, manusia dapat menciptakan sekaligus mempergunakan suatu alat. Dengan
alat-alat ciptaannya itu, manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada
binatang.
6)
Bahasa, merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens.
Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode), yang kemudian
disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bahasa tulisan.
7)
Kesenian, merupakan hasil dari manusia sebagai homo esteticus.
Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya maka manusia perlu dan
selalu mencari pemuas untuk memenuhi kebutuhan psikisnya.
Wujud Kebudayaan
Selain unsur
kebudayaan, masalah lain yang juga penting dalam kebudayaan adalah wujudnya.
Pendapat umum mengatakan ada dua wujud kebudayaan. Pertama, kebudayaan
bendaniah (material) yang memiliki cirri dapat dilihat, diraba, dan dirasa.
Sehingga lebih konkret atau mudah dipahami. Kedua, kebudayaan rohaniah
(spiritual) yang memiliki ciri dapat dirasa saja. Oleh karena itu, kebudayaan
rohaniah bersifat lebih abstrak dan lebih sulit dipahami.
- Wujud pertama adalah wujud
ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, tak dapat diraba dan difoto. Letaknya
dalam alam pikiran manusia. Ide-ide dan gagasan manusia ini banyak yang
hidup dalam masyarakat dan member jiwa kepada masyarakat. Gagasan-gagasan
itu tidak terlepas satu sama lain melainkan saling berkaitan menjadi suatu
system, disebut system budaya atau culture system, yang dalam bahasa
Indonesia disebut adat istiadat.
- Wujud kedua adalah yang disebut
system social, yaitu mengenai tindakan berpola manusia itu sendiri. Sistem
social ini bersifat konkrit sehingga bias diobservasi, difoto dan
didokumentir.
- Wujud ketiga adalah yang disebut kebudayaan fisik, yaitu seluruh hasil fisik karya manusia dalam masyarakat. Sifatnya sangat konkrit berupa benda-benda yang bias diraba, difoto dan dilihat. Ketiga wujud kebudayaan tersebut di atas dalam kehidupan masyarakat tidak terpisah satu dengan yang lainnya.
Orientasi Nilai
Budaya
Kluckhohn
dalam Pelly (1994) mengemukakan
bahwa nilai budaya merupakan sebuah
konsep beruanglingkup luas yang hidup dalam
alam fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang
paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling
berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai budaya.
Secara
fungsional sistem nilai ini mendorong
individu untuk berperilaku seperti apa yang
ditentukan. Mereka percaya, bahwa hanya
dengan berperilaku seperti itu mereka akan berhasil (Kahl, dalam
Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman yang melekat erat secara
emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang,
Ada lima masalah
pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan secara
universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok tersebut
adalah:
(1) masalah hakekat hidup,
(2) hakekat kerja atau karya manusia,
(3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu,
(4) hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar, dan
(5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia
sesamanya.
Perubahan Kebudayaan
Pengertian perubahan
kebudayaan adalah suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena ketidak
sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai
keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan. Masyarakat dan kebudayaan
dimanapun selalu dalam keadaan berubah, sekalipun masyarakat dan kebudayaan
primitif yang terisolasi dari berbagai hubungan dengan masyarakat lainnya.
Gerak kebudayaan adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi
wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi oleh karena ia mengadakan
hubungan-hubungan dengan manusia lainnya. Artinya karena terjadi hubungan antar
kelompok manusia di dalam masyarakat.
Terjadinya gerak/perubahan disebabkan oleh beberapa
hal, yaitu:
1. Sebab-sebab yang berasal dari
dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri
2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam
dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada
dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain cenderung
untuk berubah lebih cepat.
Pada umumnya generasi
muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan
asing yang masuk melalui proses akulturasi. Suatu masyarakat yang terkena
proses akulturasi selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau
bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Beberapa faktor yang
mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya
1. Terbatasnya masyarakat memiliki
hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari
luar masyarakat tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan nilai-nilai
yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama dan
ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan
unsur baru itu mengalami hambatan dan harus disensor dulu oleh berbagai ukuran
yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
3. Corak struktur sosial suatu masyarakat
turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika
sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya
unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5. Apabila unsur yang baru itu memiliki
skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh
warga masyarakat yang bersangkutan.
C. Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Manusia dan
kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat berkaitan satu sama lain. Manusia
di alam dunia ini memegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari berbagai
segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh
keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering disebut homo
economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat
berdiri sendiri (sosialofi), Makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan
(politik), makhluk yan g berbudaya dan lain sebagainya.
Dalam sosiologi
manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun
keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan
kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup
manusia agar sesuai dcngannya. Tampak bahwa keduanya akhimya merupakan satu
kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara
manusia dengan peraturan – peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya
peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang
membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dan juga
misalnya saya orang betawi walaupun saya lahir di Bali tetapi tetap saja saya
orang betawai ngikutin abah dan emak saya. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu
merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri.
Komentar
Posting Komentar